Sabtu, 21 Juli 2012

Mohon Doa! Khawatir Jutaan Muslim Menjadi Kristen, Pemerintah Segel Properti Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di Iran

TEHRAN (IRAN)  - Ketakutan berlebihan pemerintah Iran akibat banyaknya warga muslim yang menjadi Kristen, mengakibatkan berlanjutnya aksi diskriminasi penuh kebencian terhadap para hamba Tuhan dan lembaga-lembaga Kristen di negara itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, jutaan muslim yang mengetahui Terang Kristus, terancam akan dihukum oleh pemerintahnya jika diketahui mendatangi gedung gereja, walaupun mayoritas dari mereka mendatangi gereja akibat terbukanya mata mereka melihat kebenaran, bukan karena iming-iming duniawi.

Selain gereja rumah, lembaga yang paling gencar disorot atas tuduhan 'Kristenisasi' adalah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di Iran atau Jama'at-e Rabbani.

Pada Mei 2012 lalu, pemerintah Iran melalui Kementrian Intelejen menyatakan Sinode gereja Pentakostal ini untuk mendata seluruh anggota jemaatnya, sebab mereka mencurigai, banyak muslim murtad yang berada di gereja ini.

Serangan selanjutnya, ditujukan kepada dua lokasi milik GSJA, yakni Jemaat GSJA di Jennat-Abad, di bagian barat Kota Tehran dan gedung pertemuan dan tempat kamping musim panas 'Taman Sharon'.

Diberitakan Farsi Christian News Network (FCNN), 11 Juli 2012, Korps Penjaga Revolusi, badan penjaga islamisasi dan pengawas 'ancaman-ancaman dari luar' di Iran yang melakukan penyegelan pintu masuk gereja dan gerbang kamp, memasang sebuah papan berbahasa Persia bertulis, "Melarang siapapun untuk masuk, jika diketahui melanggar maka akan menerima hukuman yang berat (hukum cambuk ala syariat Islam)."
Selain itu jemaat 'secara resmi' dilarang untuk melaksanakan ibadah minggu, para pemuda dan anak anak juga dilarang untuk mengadakan 'Kaanoon Shaadi', Sekolah Minggu di GSJA Iran.

Aksi melanggar hak asasi yang tidak peduli dan menghargai kebebasan ibadah dan menyerobot lahan pribadi ini disetujui oleh pemerintah, yang menggunakan landasa tuduhan, "Kristen adalah mata-mata asing, ancaman negara dan bagian dari 'Zionisme'."

Taman Sharon dikenal sebagai pusat pemuridan, pelatihan jemaat, sekolah Alkitab dan pusat pertemuan umat Kristen, sebab sering digunakan umat dari berbagai denominasi.

Delapan tahun yang lalu, Taman Sharon pernah diserang oleh Badan Keamanan Negara, pemerintah Iran, yang menahan lima ratusan jemaat yang sedang mengadakan kamp Alkitab.

Sejak saat itu semua pertemuan dan pelatihan Alkitab dikontrol dengan ketat oleh pemerintah Iran. Para peserta hingga bahan-bahan yang digunakan dalam pertemuan diwajibkan untuk dilaporkan kepada pemerintah, pertemuan di Taman Sharon juga dibatasi hanya dibawah 40 orang.

Namun sejak 'penyerahan kekuasaan' kepada Korps Penjaga Revolusi, pada perayaan tahun Baru Iran pada Maret 2012 lalu, jemaat Kristen di negara itu semakin ditekan dan dianiaya, pembatasan pun semakin diperketat, hingga hal-hal yang sepele yang dianggap menyerang Islam seperti, membicarakan firman Tuhan di muka umum menjadi hal yang 'ditabukan'.

 Pemerintah Iran yang berjuang mati-matian menghalangi terang Kristus, nampaknya kewalahan dengan aksi mereka sendiri, sebab berbagai bentuk pelarangan seperti  penghentian dan pelarangan pelaksanaan Ibadah menggunakan bahasa Persia oleh gereja-gereja besar (Gereja Anglikan, Armenia, GSJA dan Katolik) pada hari Jumat (hari ke 7 menurut kalender Iran) setelah sebelumnya dilarang beribadah pada hari Minggu, pemaksaan kepada jemaat agar menunjukkan KTP nya saat memasuki gedung gereja dan pelarangan distribusi dan penjualan Alkitab dan berbagai literatur Kristen, nampaknya tidak akan mampu membatasi para muslim yang menyadari Jalan Lurus yang sebenarnya, selain juga menutupi keculasan mereka. (FCNN/Mohabbat/ICC/TimPPGI)

oleh : KABAR GEREJA

1 komentar: